Kamis, 05 Februari 2009

system pernapasan

saluran pernapasan dibagi ke dalam 2 bagian utama:
1. saluran pernapasan atas, yang terdiri dari lubang hidung rongga hidung, faring dan laring.
2. saluran pernapasan bawah yang terdiri dari trakea, bronkiolus, alveoli dan membran alveolar-kapiler. udara masuk melalui saluran pernapasan atas dan menuju saluran pernapasan bawah di mana terjadi pertukaran gas.



















gambar -1. struktur-struktur ciasar saluran pernapasan.



rencana topik
pemeriksaan endoskopi castro intestinal
ditinjau dari aspek asuhan keperawatan, khususnya perawatan pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas ( hematemesis ).

latar belakang.
berisikan :
bahwa pengetahuan tentang asuhan keperawatan endoskopi belum diketahui secara luas dalam tugas dan fungsi perawat. bahkan belum dibahas secara detail dalam kurikulum pendidikan keperawatan
pendahuluan
berisikan :
tentang bagaimana diperlukannya pengetahun dan keterampilan asuhan keperawatan endoskopi dalam melaksanakan kolaborasi dokter-perawat agar pemeriksaan ini dapat berlangsung baik sesuai dengan tujuan pelayanan kesehatan pada pasien yang memeriukannya.
sejarah perkembangan alat endoskopi.
berisikan: tentang sejarah singkat alat endoskopi.
indikasi pemeriksaan endoskopi gastrointestinal
berisikan:
indikasi rnedik dan kontra indikasi pemeriksaan ini.
asuhan keperawatan endoskopi
berisikan :
a. permasalahan : belum luasnya difahami tentang konsep asuhan keperawatan endoskopi.
b. tujuan : bertambah luasnya pengetahuan tentang asuhan keperawatan endoskopi.
c. materi asuhan keperawatan endoskopi:
tugas dan fungsi asuhan keperawatan endoskopi dalam mempersiapkan, melaksanakan dan memonitor aspek keperawatan pasca tindakan.
dibahas secara umum dan singkat mengenai asuhan keperawatan endoskopi diagnosis ( gastroskopi dsbnya) maupun endoskopi terapeutik (ligasi varises esofagus dsbnya).
aspek asuhan keperawatan endoskopi pada perdarahan saluran cerna bagian atas.
sebagai contoh/model permasalahan asuhan keperawatan endoskopi yang sering ditemuai di ruang perawatan.

penutup.
berisikan resume.


kontrol pernafasan:
o2, co2 dan h+ di dalam darah mempengarijhi pernafasan. kemoreseptor adalah sensor yang disimulasi dengan adanya perubahan konsentras1 gas-gas dan ion ini. kemoreseptor terdiridari:
1. kemoreseptor sentral (berespons terhadap perubahan kadar c o2 dan ph)
2. kemoreseptor perifer (berespons terhadap perubahan kadar tekanan o2/po2)

bronkietasis
• dhalasi abnormal dari bronkus dan bronkioi.us karena infeksi dan peradangan yang berulang-ulang
• bronkiolus tersumbat karena pecahan epitel dari mukosa bronkus
• bisa terjadi jaringan fibrosis






emfisema
• penyakit paru progresf yang disebabkan oleh merokok, kontamman udara, atau kekurangan protein alfa-1 antiripsin yang menghambat enzim proteolitik yang merusak alveoli (kantung udara)
• enzem proteolitik dilepaskan dalam paru oleh sel-sel fagosit atau bakteri
• bronkiolus terminal tersumbat oleh mukus menyebabkan hilangnya jaringan elastin dan serat dalam alveoli.
• dengan banyaknya dinding alveoli yang rusak, alveoli akan membesar
• udara ditangkap dalam alveoli yang membesar, mengarah pada pertukaran gas o2 dan co2 yang
• tidak adekuat.

kromolin:
1. na-kromoglikat
antikolustergik:
1. ipratropium bromida
mukolitik: terapi tambahan
1. asetilsistein

penggunaan inhaler
1. kocok inhaler
2. buang nafas melalui hidung dengan mulut tertutup
3. masukkan ujung inhaler kedalam mulut, melewat1 gigi, rapatkan bbir
4. ambil nafas dalam-dalam secara perlahan sambil menekan inhaler satu kali. pastikan spray tidak terhalang oleh gigi atau lidah
5. tahan nafas beberapa detik, lepaskan inhaler, kemudian buang nafas melalui hidung atau mulut
6. beri jarak beberapa menit untuk inhalasi berikutnya .



obat- obat saluran pernafasan
• simpatomimetik
• metelxantin
• glukokortikoid
• kromolin
• antikolinergik
• mukolttik

simpatomimetik.
1. salbutamol .
2. salmeterol
3. 3. orciprenalin . ...
4. ephedrme
5. tepbutalin sulfat

metilxantin:
1. teofilin
2. aminofilin
3. kafein

glukokotikoid:
1. budesonide
2. fluticasone propionate
3. beclometason


asma bronchial
• dicirikan oleh adanya bronkospasme (penyempitan bronkilolous) wheezing/ mengi dan dispnea
• terjadi tahanan pada aliran udara karena
• obstruksi jalan nafas
• factor-faktor yang mepangsang serangan asma
 zat yang merangsang saluran nafas (serbuk sari di udara, debu bulu binatang. bagian serangga, dll)
 kelelahan
 suhu dan cuaca (malam hari musim hujan)
 a lingkungan dan polusi udara
 bahan obat-obatan tertentu
 penyakit saluran nafas seperti batuk dan pilek
 emosi berlebihan
 makanan tertentu

bronkitis kronik
• penyakit paru progress yang disebabkan oleh merokok atau infeksi paru kronik
• pepadangan bronkus dan sekresi mukus berlebihan menyebabkan obstruksi saluran nafas



obat-obat gangguan saluran nafas
bawah akut dan kron1k

penyakit saluran pernafasan bawah:
1. cpod/ppok penyakit paru obstruktif kronik
2. penyakjt paru restriktif
cpod disebabkan oleh obstruksi salupan nafas karena meningkatnya tahanan aliran udara ke jaringan paru

penyakit paru restriktif disebabkan pengurangan kapasitas paru total yang disebabkan oleh adanya akumuiasi cairan atau hilangnya kelenturan paru misal: edema pulmonar, fibrosis pulmonar, kelainan vertebra pulmonar/skoliosis dan gangguan yang menyerang otot dinding toraks seperti penyakit myastenia gravis

penyakit paru obstruktif kronik (cpod):
• asma
• bronkitis kronik
• emfisema
• bronkietasis

• ventilasi = pergerakan udara dari atmosfir. melalui saluran pernafasan atas dan bawah menuju alveoli
• respirasi = proses pertukaran gas pada membran alveoli - kapiler = gabungan berbagai mekanisme yang berperan dalam proses suplai oksigen ke seluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida hasil dari pembakaran sel.

proses pernafasan :
1. ventilasi
2. perfusi
3. dftjsi

komplians paru = volume paru-paru berdasarkan unit tekanan di dalam alveoli.
komplians paru ditentukan oleh
1. jaringan penunjang (kolagen dan elatin)
2. tegangan permukaan alveoli yang ditentukan oleh surfaktan



























fungsi sistem pencernaan :
1. 1. merupakan reaksi katabolisme yaitu pemecahan senyawa kompleks menjadi scnyawa yang sederhana.
2. menghaluskan bahan - bahan malaman yang masuk ke dalam tubuh ke dalam bentuk yang siap diabsorbsi oleh tubuh, kemudian sisanya dikeluarkan sebagai tinja.

guna makanan :
1. sebagai sumber energi.
2. untuk pertumbuhan dan perkembangan.
3. perbaikan sel-sel tubuh yang rusak,
4. untuk pembentukan hormon dan enzim.
5. sebagai zat pelindung tubuh, misalnya : menjaga keseimbangan cairan tubuh.

iii. obat gangguan
sistem pencernaan
fungsi sal. lambung - usus :
• mencernakan makanan  diabsorbsi  sisa dibuang
• dibantu enzim pencernaan :
cth:
• di kel. ludah : enz, amilase (ptyalin)
pati  dekstrin & maltosa
antasida
anti : lawan
acidus : asam.

tukak/borok lambung
(ulkus ventriculi, ‘gastric ulcer’)
• pemborokan diselaput lendir lambung.
• ciri: nyeri hebat berkala.
• disebabkan sekresi as. lamb. >> pada masa , ketegangan jiwa & emosi (stress)
• pengobatan :
simptomatis
 menghilangkan gejala saja.

penggolongan berdasarkan mek. kerja :
1. antasida.
 menetralisir as. lambung yg. berlebih dlm lamb.
 a. zat menetralisir :
na2c03, mgo, peroksida & karbonat, caco3
 b. adsorbensia :
kaolin. bentonit, silika gel , karbon aktif, cmc.
 c. adsorbensia yang menetralisir :
al(oh)3 koloidal, al - fosfat gel,
al & mg silikat, bi sub carbonat &
sub nitrat.

penggolongan:
a. antasid sistemik.
dpt diserap usus halus  mengubah. keseimb. asam basa tubuh  alkalosis cth : na - bicarbonat.
b. antasid non sistemik
mempunyai kation
membentuk seny. tidak larut dlm usus  tdk diabsorbsi. cth : al(oh)3, caco3, mg - trisilikat.

2. antikolinergika
mk : menekan produksi getah lambung.
melawan kejang.
mengurangi peristaltik.
cth : ekstr. belladonna, fentonium, pirenzepin
3. perintang. reseptor.h2
 merintangi (secara per.saingan) efek histamin thdp reseptor h2 dlm mukosa lambung  sekresi as. lamb. & pepsin i.
cth : simetidin, ranitidin
penghambat ompa proton (proton pump inhibitor)
 menurunkan sekresi asam lambung melalui penghambatan sistem enzim h+,k+-atpase dalam sel parietal lambung  obat penghambat proton pump berikatan dengan gugus sulfhidril enzim h+,k+-atpase  enzim tidak bekerja  asam lambung yang terbentuk <<<
contoh : omeprazole, lanzoprazole & pantoprazole

5. obat pembantu
• penenang & sedatif
 melawan & menekan emosi, stress
meredakan sakit.nyeri
cth : diazepam, phenobarb
• SPASMOLITIKA : PAPAVERIN
 melemaskan ketegangan otot lambung, usus, dan
kejang-kejang
• lain-lain : dimetikon
 memperkecil gelembung gas mudah diserap  mencegah masuk angin kembung, flatulensi.
• succus liq
 spasmolitik
memperbaiki fungsi pelindung lambung.


obat-obat:
1. natrium bikarbonat
• mengeluarkan co2 dlm lamb. usus.
• antasida sistemik.
• penggunaan berulang  hyperacidity.

2. antasida non sistemik  non alkalis.
• cac03 (kapur putih)
efek baik.
es : sembelit !
menyebabkan meningkatnya
produksi asam secara reflektoris.
• seny. mg (mgo, mgco3, mg-trisilikat)
menetralisir. melindungi melapisi borok es : pencahar.
 komb. dgn al(oh)3/caco3 (bersifat sembelit)

• senyawa bi.
melindungi selaput lendir lamb. penggunaan lama: kerusakan otak.

3. simetidine
• merintangi reseptor h2 pd dind. lamb.  prod. as. lamb.  menyembuhkan borok lambung.
• es.: gynecomastia.
• ki: wanita hamil & menyusui
• inhibisienzym.
• meningkatkan efek nifedipin, theofilin, diazepam, propanolol dan lain - lain.


4. ranitidine.
• khasiat lebih kuat dari simetidin.
• tdk menimbulkan interaksi dgn obat lain.
• tdk menyebabkan gynecomastia.

5. omeprazole, lanzoprazole pan pantoprazole
• menurunkan sekresi asam lambung sehingga asam lambung yang terbentuk sangat kecil.
• diberikan sebelum makan pagi

6. dimetikon (dimetilpolisioksan)
• menurunkan tegangan permukaan  memperkecil gelembung udara diabsorpsi usus.

obat maag
antasida(mylant) antiemetik: antiflatulen : bismut:
menetralkan asam lambung
contoh:nahco al(oh) mg(oh) caco
sukralfat (ulsanic,inpresa)
memberikan lapisan pelindung pd borok thd as.lambung. dosis:lgr,4x sehari,pd saat lambung kosong, dg antasid selang 1 jam menekan rasa mual macam: domperidone, metoklopramid
(primperan) antihistaminh2:
menghambat sekresi asam lambung. macam: simetidin,ranitidine. famotidin, nizatidin
merendahkan tekanan permukaan.
macam : merendahkan tekanan permukaan. macam: dimetilpolisiloksan & simetikon omeprasol (losec, ,norsec, omz) dosis:20 mg/hari misoprostol (cyfo tec)
dosis:20qnig4x sehari atau 400mg 2x sehari menghambat sekresi asam lambung
sebagai antibakterial thd peptic ulcer karena bakteri hiplori.
enzim
pencernaan (enzyp lex,exelase,pankre oflat)
misalnya:pankreatin, selulas,bromealin.



obat pencernaan
(digestiva)

obat utk membantu proses pencernaan dlm lamb - usus pada keadaan defisiensi
yl
hcl
enz. lambung pepsin
enz. pankreas (pancreatin) .
amylase, chymotrypsin, trypsin. lipase
empedu, as. empedu & garamnya

obat-obat :
hcl
• fungsi
 mengubah pepsinogen menjadi pepsin  fgsutama
 kerjaenzim : protein  peptida
 absorpsi garam esensial (ca, fe)
 mendorong makanan dari lamb. ke usus
 merangsang pengeluaran getah lamb., pankreas, hati
 kekurangan hcl : aklorhidri
 kelebihan hcl : menghancurkan sel lendir

pepsin (protease)
• disekresi mukosa lambung
• proteolitik (protein  peptida)

enz. pankreas (pancreatin)
• tdd
• amylase (mencerna karbohidrat)
• trypsin / chymotrypsin (mencerna protein)
• lipase (mencerna lemak dgn bantuan empedu)
• utk penderita radang pankreas & sariawan usus
• bekerja dlm suasana alkali  btk tab salut
enterik

empedu. as. empedu & senyawanya
• tdd
• asam empedu (as kolat. as cheno desoksi kolat)
• seny./garamnya(cholin barbiturat)
• zat warna / bilirubin (hash penguraian eritrosit)
• kolesterol. fosfolipida
• fungsi empedu
• proses emulsifikasi & absorpsi lemak
• meningkatkan kerja lipase
• membantu absorpsi vit. larut lemak vit. a.d.e&k
• fungsi preparat empedu :
• membantu pencernaan & penyerapan
• merangsang pengeluaran empedu dari hati (choleretic)
• melarutkan batu empedu & mengeluar kannya (cholagoga)
• mengobati & melindungi hati (hepatic protectors) thdp hepatic jaundice dan chrosis hepatis


anti diare
peristiwa buang air besar. berulang kali sehari, banyak mengeluarkan cairan (mencret). merupakan gejala penyakit tertentu

sebab diare
terdapatnya zat kimia yang secara mekanis / kimiawi merangsang saraf otonom dind. usus, menimbulkan efek mempercepat peristaltik  diare

penyebab:
• infeksi kuman (kolera, tifus, coli, patogen). virus
• kanker usus besar
• efek samping radioterapi
• penyakit cacing (pita, gelang)
• keracunan makanan / logam (arsen)  radangusus
• gg. gizi / kurang enzim tertentu
• pengaruh saraf (terkejut, takut)

dehidrasi
kekurangan cairan tubuh, kehilangan banyak air, garam na & k, disebabkan diare hebat & muntah
hipokalemia menyebabkan .
asidosis, mengantuk, lemas, sesak. shock & meninggal

gejaladehidrasi:
• haus, mulut & bibir kering
• kulit keriput (hilang turgor)
• air kemih berkurang. berat-badan turun, gelisah

penggolongan 0. diare
kemoterapetika
utk terapi kausal  memberantas bakteri pembangkit
yl : a.biotika. sulfonamida, furazolidin. kliokinol

obstipansia
utk terapi symptomatis, menghentikan diare
dgn cara:
• penekan peristaltik
candu
deriv. petidin (difenoksilat, loperamida) antikolinergik (atropin, ekst. belladonna
• adstringensia (menciutkan selaput usus) :
tanalbumin
garam bi & al
• adsorbensia (menyerap zat racun yg dihasilkan bakteri atau penyebab lain)
carboadsorbens
• spasmolitika
melemaskan kejang otot yg menyebabkan nyeri pada diare
sulfas atropin
ekstr. belladonna
papaverin


4. larutan elektrolit
mengisi kekurangan c tubuh & garam mineral pada dehidrasi
oralit
infus nacl 0,9%, ringer laktat darrow
sol

obat-obat:
candu
menekan peristaltik
obstipansia pengobatan cholera
difenoksilat
mengurangi peristaltik
menimbulkan ketagihan (kecuall loperamida)
tannin
menciutkan selaput lendir usus (adstringens) merangsang sel. lendir lam bung (mual muntah]  digunakan seny tdk larut (tannalbumin, tannigen)
bi-subnitras
obstipansia
lapisan pelindung  menutupi luka dind. usus
carbo-adsorbens
adsorpsi thdp toksin / racun dari makanan
kaolin
adsorben diare
iodochlor – hiydroxy - chi nolinum
baeriostatik & bakterisid thdp disemtri amuba antiseptik inf usus lain
ditarik peredarannya karena menyebabkan kelainan saraf mata & kebutaan, kec pemakaian lokal
obat inf. usus yg menyebabkan diare :
obat kolera
kolera:
peny. inf usus, disebabkan vibrio cholerae asiaticae dgn ciri-ciri, diare spt air beras muntah kejang, anuria kolera eltor disebabkan v c eltor
hati-hati dehidrasi
obat
tetrasiklin, kotrimoksazol .kloramfenikol

obat disentri basiler
disentri basiler (shigellosis)
peny inf usus diakibatkan basil gram - shigella ciri
radang sel lendir, kejang & nyeri perut, mulas ketika buang air besar, diare berlendir & berdarah
obat
sulfonamioa (sulfadiazin & deriv.) antibiotika (ampisilin. tetrasiklin,
kloramfenikol, streptomisin) kotrimoksazol (komb sulfametoksazol)

obat typhus
typhus:
disebabkan salmonella typhosa ciri
demam tinggi. kepala nyeri, lidah putih, diare berdarah
obat
1.kloramfenikol
paling efektif (bekerja hanya 1 hari), ttp tdk mematikan  pembawa basil’
es: anemia aplastis
2. ampisilin, amoksisilin
bekerja lambat (5-6 hari)
menimbulkan pembawa basil
3. tetrasiklin
lebih lambat dari ampisilin
dipakai bila resisten thdp kloram & ampi
4. kotrimoksazol
menghilangkan demam & mengobati pembawa basil
es : gg darah [pd pemakaian lama (> 14 hr)]

diare spesifik
gejala khusus penyakit terapi utama terapi alternatif
diare, muntah berlebihan, cepat dehidrasi, tinja seperti air cucian beras

demam/ mual muntah, sakit kepala, tinja berdarah

demam, tinja berdarah berlendir dan tropozoit amoeba (+)

badan lemah, tinja pucat, berminyak, berbusa,
tidak berbentuk
kolera



shigellosis



amoebiasi



giardiasis tetrasiklin



ampisilin



metronidazol



metronidazol eritromisin
furazondor


kotrimoksazol asam nalidiksat


dehidroemetin
hcl


kuinakrin



anti amuba
amubiasis intestinal/ disentri amuba
v peny. inf. usus akibat entamoeba histolytica, dgn gejala diare berlendir & berdarah, kejang, nyeri perut & mulas ketika buang air besar  dpt menjadi sistemis & menjalar ke hati (amubiasis hati)

bentuk e. histolytica
1. btk minuta (kecil)
makanan yg mengandung kiste  usus
merusak mukosa usus (luka)  trofozoit (dlm usus)
inf. sekunder tinja  kista
2. btk histolytica (histos = jar., lysis = larut) trofozoit memasuki dind. usus
membesar 2x
ke organ lain : hati, jantung. paru. otak
eritrosit & sel jaringan dilarutkan
nekrosis, abses, radang
amubiasis hati:
gejala demam, mual, muntah, nyeri
 tdk dpt membentuk kiste

penggolongan obat :
1. amubisid kontak
mematikan dgn cara kontak lgs trofozoit &
kiste minuta dlm rongga usus
obat:
a. oksikinolin
kliokinol, diiodoksikinolin
kliokinol  ditarik dari peredaran
b. arsen toksik
karbarson, glikobiarsol
c. asetamida & kinon
diloksanid, teclosan, klefamida,
fanquinon
d. nitroimidazol
metronidazol, nimorazol, tinidazol aktif pula utk btk jaringan dapat utk inf. trichomonas vaginalis & giardia la.mblia
e. antibiotika
tetrasiklin, eritromisin, aminoglikosida (streptomisin basitrasin
paramomisin : amubisid
a.b. lain :
memusnahkan bakteri usus yg menjadi makanan amuba
2. amubisid jaringan
efektif utk btk histolytica dl dind. usus & jar lain
obat :
a. emetin
b. kloroquin
c. nitroimidazol  pilihan i
aktif juga utk amuba

pengobatan
1. disentri amuba yg akut & kronis
• p. awal : metronidazol / deriv.nya
 membasml semua entamoeba
• mencegah residif (kambuh) : amubisid kontak spesifik (kliokinol, diloksanid)
 membasml seluruh kiste dim rongga usus
• infeksi sekunder dgn bakteri: tetrasiklin . ataua.b. lain

2. amubiasis hati & a3ses hati
• p. awal : kur metronidazol. atau emefin
• selanjutnya : kur kloroquin
• kur dgn amubisid kontak
3. pembawa kiste
• kliokinol atau diloksanid sampai tinja bebas dari kiste

obat
metronidazol
 amubisid utk semua btk entamoeba
absorpsi & penetrasi ke semua jaringan . baik
e.s: air kemih berwarna gelap
k.i.: wanita hamil

kloroquin
 khasit : a. malaria, a. radang, amubisid jar. absorpsi : baik, kumulasi dlm hati tinggi  efektif utuk abses & amubiasis hati biasanya diikuti dgn kur diloksanid

fanquinon
amubisid btk minuta
bakterisid coli & shigella  menguntungkan
utk amubiasis usus akut thdp btk histolitika : ringan (tdk semua kiste matii  kurulangan



obat caging
o. cacing (anthelmintika)
yg dpt memusnahkan caging dim tubuh man. & hewan (dlm rongga usus/jar. badan)
rongga usus : ob. yg tdk diabsorpsl jar. badan : o. yg absorpsinya baik ke dlm darah & jar.

faktor penyebab inf. cacing
populasi sanitasi/hygiene
o pengetahuan il kesehatan

antelmintikyg ideal:
aman
mudah digunakan
efektif per-oral : dosis tunggal / terbagi
secara kimia : stabil
murah

penggolongan o. caging :
vermifuga
 mengeluarkan cacing tanpa mematikan vermicida
 mengeluarkan cacing yg sudan dimatikan
yg berperan : konsentrasi ob.
 dosis rendah : vermifuga
dosis tinggi : vermicide






pencegahan
• cuci sprei dan baju seiuruh keluarga

• gunakan disinfektan setiap nan" ditempat mandi & tempat bab
• cuci tangan sblm makan & ssdh bab hindari makanan yg dihinggapi lalat & sayuran selalu dicuci bersih gunakan alas kaki (sandal/sepatu) utk menghindari kontak langsung kaki dgn tanah.
• masak bahan makanan sampai matang


ANTHELMINTICA

i. cestoda
- Tacnia
T. saginata - sapi T. solium - babi
ii. nematoda
- roundworm
ascaris lumbllcoides
( = cacing gelang)
necator americanus
( = cacing tambang)
aiicylostoma duodenal
(= cacing tambang)
trichuriii trichuria
( = cacing cambuk)
oxyiuis vermicularis
( = cacing kremi)

penyakit caging
 penularan :
• mulut
• luka dl kulit (c. tambang & c. benang)  perantara : telur & larva
• nyamuk (filiriasis)
 gejala : tidak nyata
• mulas, kejang, diare, hilang nafsu makai
• anemia (c. tambang, c. pita, c. cambuk)
 pencegahan : mentaati aturan hlgiene
jenis peny. caging & obatnya
1. ascariasis
oleh ascaris lumbricoides - c gelang dpt menyusup ke usus  terjadi ileus, pankreatitis
obat : piperazin, pyrantel
2. oxyuriasis
oleh oxyuris vermicuij\ris = enterobius = c. kremi
ciri : gatal dl sekitar dubur, kejang po anak dpt mengakibatkan appendicitis
3. ankilostomiasis
oleh ancylostoma duodenale = c. tambang ciri : anemia, diare, pertumbuhan terlambat penularan : mell. larva yg masuk dar! telapak kaki yg luka
menghisap darah tuan rumah obat : niklosamid, ekstr. fillices
4 taeniasis
oleh taenia solium (dari babi)
taenia saginata (dari sapi) = c. pita
penularan mell. daging / ikan yg kurang obat : niklosamid, ekstr. fillices
5. trichiuriasis
oleh trichiuris trichiura = c cambuk dpt terjadi appendicitis & anemia obat thiabendazol
6. strongyloidiasis
oleh strongyloides stercolaris penularan mell. kulit dapat terjadi auto-reinfeksi
ciri : gatal dl daerah pantat obat : mebendazol, thiabendazol
7. filariasis
oleh microfilaria mell. gigitan nyamuk (culex) membendung getah bening pada kaki  elephantiasis obat : dietilkarbamazin sitrat
8. schistosomiasis
oleh myracidium mell. kulit / siput yg dimakan manusia
obat : praziquantel

obat:
dietilkarbamazin
utk filaria

mebendazol
utk inf. campuran 2 atau lebih cacing
m.k. : perintangan pemasukan karbohidrat mempercepat penggunaan gula pd cacing

piperazin
efektif thdp ascaris & oxyuris m.k. : perintangan penerusan impuls neuro-muskular  cacing lumpuh

pirantelpamoat
efektif thdp ascaris, oxyuris & ancylostqma m.k. : idem piperazin k.i,: wanita hamil

praziquantel
efektif thdp schistosoma
befenium
efektif thdp ancylostoma e.s. : mual, muntah

levamisol
efektif thdp ascaris & ancylostoma
efek lain stimulasi sist. imunologi (t-cell)
berguna utk terapi sitostatika &
kortikosteroid

obat-obat ijntuk Infeksi cacing
1.


ascaris l
. piperazin
.pirantel pamoat. levamisol
. mebendazol
upixon . ascomin . adiprin
combantrin
.Ascaridil
. vermox . vermoran
2
oxyuris v
Piperazin . piraate] pamoat . mebendazol

3
ancylostoma D
bephenium (hydroxy naftoat) . pyran tel pamoat . thiabendazol alcopar mintezol
4 Trichuris t. mebendazol
5
T. saginata
.niclosamide . dichlorophen . yomesan

6
T. solium
.paromohisin . dichlorophen

7
Trichuris +
ascaris/oxycuris pyrantel P.
Oxantel P.
. quantrel



ascaris 75 mg/ kg.b.b oral sekaligus 3 hari bertiirut-turut
piperazin
pyrantel p. 10 mg/kg.b.b oral sekaligus
levamisol 5 mg/k.g,b.b oral sekaligus
mebenclazol sehari 2 x 100 mg 3 hari berturut-turut
oxyvuris v.
piperazin 65 mg/kg.b.b oral sekaligus 7 hari berturut-turut
pyrantel p. 10 mg/kg.b.b oral sekaligus
mebendazol 100 mg oral sekaligus
ancylostoma d.
alcopar 5 g oral sekaligus (devvasa) 2,5 g oral sekaligus (anak-anak)
pyrantel 10 mg/kg.b.b oral sekaligus
trichuris t.
mebendazol sehari 2 x100 mg 3 hari berturut-turut

obat pencahar
o. pencahar (laxantia)
zat yg merangsang s.s.otonom parasimpatis dind. usus sehingga mempercepat peristaltik dl dalam usus yg menyebabkan buang air besar (defekasi)
penggunaan o. pencahar
keadaan sembelit (konstipasi)
penyebab:
kurang minum
sedikit makanan yg mengandung serat
ketegangan saraf & emosi ;: (stress)  menghambat motilitas usus
e.s. : antibiotika, a diare, atropin, dll
keracunan obat atau makanan yg akut
pengosongan usus utk penderita yg akan mengalami operasi, sblm tindakan diagnostik (pemeriksaan rontgen pada sal. usus, ginjal, kand. kemih, dll)
/sblm / sesudah minum o. cacing  mengeluarkan bangkai cacing utk orang yg tdk boleh mengedan kuat, cth : pasca op., hemoroid, hernia, dsb

bahaya & kontra indikasi
akibat penggunaan terlalu sering :
absorpsi bahan bergizi di usus terganggu sintesa vit. oleh bakteri usus terganggu garam Na & k tidak diserap usus  kelemahan otot

kontra indikasi:
penderita nyeri perut, cth : ileus, radang usus, radang appendik, dll
- wanita hamil  keguguran
- peny. kandung empedu  kontraksi hebat (terutama mgso4)

penggolongan
berdasarkan kecepatan kerja :
laxantia - katartika - purgativa - drastika
lambat  cepat
laxantia : tidak menimbulkan kram
onset lambat katartika, purgativa : sering disertai kram

berdasarkan m.k. & sifat kimiawi :
1. zat perangsang dind. usus
merangsang langsung otot polos sal. usus  peristaltik  pengeluaran isi
usus dgn cepat
terbagi :
merangsang dind. usus besar dioksiantrakinon, fenolfthalein bisakooil, glikosida antrakinon (rhei, sennae, aloe) merangsang dind. usus kecil ol ricini, kalomel
2. Zat yg memperbesar isi usus terbagi :
• menahan osmosis isi dlm usus  menarik air ke dalam lumen usus  peristaltik usus ( sec tdk lgs)  tinja lunak
na2so4, na3po4, mg-sitrat, mgso4 (garam inggris), gliserol
• mengembang dlm usus
 aktivitas usus  peristaltik usus
zat berlendir : agar (alamiah), cmc (semi sintetik), tylose
• tdk dpt dicernakan
 buah / sayur yg mengandung byk serat  peristaltik usus besar
3. zat pelicin
memperlunak tinja (emulsifikasi)
memperlicin jalannya
parafin liq., supp. dgn gliserin, klisma dgn lar. sabun, oll

obat
tumb. yg mengandung gukosida antrakinon bekerja thdp usus besar, stlh 2-6 jam k.i. : ibu menyusui
cth : sennae fol, rhei radix, aloe

dioksiantrakinon (dianthronum)
lebih aktif dari gukosida tumb. e.s. : kejang-kejang dosis : single dose malam
ol ricini dlm usus terurai as. risinolat & gliserol as.risinolat : stimulir peristaltik usus halus

garam anorganik
menahan osmosis dlm usus
cth : mgs04 (garam inggris), mg-sitrat, na2s04; na3p04

bisakodil
laxantia kontak thdp dind. usus besar  peristaltic
sediaan : * tablet e.g., efek setelah 7 jam
* supp, efek setelah 30 menit
e.s. kejang perut
pemakaian jangka lama : rasa terbakar pada rektum interaksi : dgn zat
alkalis

fenolfthalein
pencahar menyenangkan ekskresi . mell. ginjal & tinja (berwarna merah

laktulosa
tidak diresorpsi
menahan air sec. osmosis  merangsang peristaltik
pengobatan inf. salmonella
e.s. : perut kembung, nyeri perut, diare (dosis tinggi)

Email this post

Design by Amanda @ Blogger Buster